Contoh Susunan Acara Pernikahan Adat Jawa Yang Benar

Jumat, 15 Januari 2016

Contoh Susunan Acara Pernikahan Adat Jawa Yang Benar - Pernikahan adalah sala satu moment terbaik dalam hidup seseorang baik laki-laki maupun perempuan. Untuk itu, saat satu pasangan memutuskan untuk menikah, mereka harus mempersiapkan acara pernikahannya dengan serius. Ini karena setiap pasangan pasti berharap acara pernikahan tersebut adalah untuk yang pertama dan terakhir kalinya sehingga hampir semua pasangan berusaha membuatnya menjadi acara yang tidak akan dilupakan dengan mudah. Saat ini untuk membuat sebuah acara pernikahan menjadi tidak dilupakan bukanlah hal yang mustahil. 

Sumber: gsumariyono.wordpress.com

Salah satunya karena ada banyak tema yang bisa anda gunakan untuk pernikahan anda. Dalam hal ini kebanyakan pasangan lebih memilih tema pernikahan yang modern, namun ternyata bukan hanya tema pernikahan modern saja yang bisa membuat pernikahan anda menjadi yang terbaik. Kembali ke beberapa tahun lalu, sebelum banyak tema-tema pernikahan unik yang muncul, orang-orang biasanya mengusung tema tradisional sesuai dengan suku atau dari daerah mana orang itu berasal. Dalam hal ini, pernikahan adat jawa adalah salah satu yang paling sering digunakan oleh para pasangan. Bagi kalian, yang menginginkan nuansa pernikahan yang hikmat, dan penuh dengan tradisi adat, anda bisa mencoba acara pernikahan kalian dengan menggunakan adat jawa. Selain untuk melestarikan budaya dan tradisi yang dimiliki, membuat pernikahan dengan menggunakan adat jawa akan membuat pernikahan kalian berbeda dari yang lain.
Lalu apa saja sih yang harus dijalani pasangan pengantin dalam pernikahan adat jawa? Well, seperti yang dilansir oleh cara.pro, berikut ini contoh susunan acara pernikahan adat jawa yang benar!

Contoh Susunan Acara Pernikahan Adat Jawa Yang Benar

1. Tahap 1 (Proses Pembicaraan)

Tahapan ini mencangkup dari proses pembicaraan hingga acara lamaran

A. Congkong
Seorang perwakilan diutus untuk menanyakan dan mencari informasi tentang kondisi dan situasi calon besan yang putrinya akan dilamar. Tugas wali yang utama yaitu menanyakan status calon mempelai wanita, apakah masih sendiri atau telah ada pihak yang mengikat.

B. Salar
Jawaban pada acara Congkog akan ditanyakan pada acara Salar yang diselenggarakan oleh seorang wali, baik oleh wali yang pertama atau orang lain

C. Nontoni
Setelah lampu hijau diberikan oleh calon besan kepada calon mempelai pria, maka orang tua, keluarga besar beserta calon mempelai pria berkunjung ke rumah calon mempelai wanita untuk saling “dipertontonkan”. Dalam acara ini orang tua bisa melihat kepribadian, fisik, raut muka, gerak-gerik dan hal lainnya dari si calon menantunya.
D. Ngalamar
Utusan dari orang tua calon mempelai pria datang melamar pada hari yang sudah disepakati. Biasanya sekaligus menentukan waktu hari pernikahan dan kapan dilaksanakan rangkaian upacara pernikahan.

2. Tahap 2 (Proses Kesaksian)

Setelah melalui prosesi pembicaraan, selanjutnya dilaksanakanlah peneguhan pembicaraan yang disaksikan pihak ketiga, seperti kerabat, tetangga atau sesepuh.
A. Srah-Serahan
Penyerahan seperangkat perlengkapan sarana untuk melancarkan penyelenggaraan acara sampai acara selesai dengan barang-barang yang masing-masing mempunyai arti dan makna mendalam diluar dari materinya sendiri, yakni berupa cincin, seperangkat pakaian wanita, perhiasan, makanan tradisional, daun sirih , buah-buahan dan uang.

1. Peningsetan
Lambang kuatnya ikatan pembicaraan untuk mewujudkan dua kesatuan ditandai dengan tukar cingcin oleh kedua calon pengantin.

2. Aso Tukon
Penyerahan dana berupa sejumlah uang untuk membantu meringankan keluarga mempelai wanita.

3. Paseksen
Proses permohonan doa restu dan yang menjadi saksi dalam acara ini adalah mereka yang hadir. Selain itu, juga ada beberapa pihak yang ditunjuk menjadi saksi secara khusus  yang mendapatkan ucapan terima kasih yang dinamakan tembaga miring (berupa uang dari pihak calon besan).

4. Gethok Dina
Penentuan hari ijab kabul atau akad nikah dan resepsi pernikahan. Biasanya melibatkan orang yang pandai memperhitungkan hari, tanggal, dan bulan yang baik dari kedua keluarga pengantin saja.

3. Tahap 3 (Proses Siaga)

Setelah melalui prosesi pembicaraan, selanjutnya dilaksanakanlah peneguhan pembicaraan yang disaksikan pihak ketiga, seperti kerabat, tetangga atau sesepuh.


A. Sedhahan
Mencakup pembuatan sampai pembagian surat undangan pernikahan

B. Kumbakarnan
Pertemuan untuk membentuk panitia pesta pernikahan dengan mengundang sanak saudara, keluarga, tetangga dan kenalan. Termasuk membicarakan rincian program kerja untuk panitia dan para pelaksananya.
C. Jenggolan atau Jonggolan
Calon pengantin melapor ke KUA. Tata cara ini sering disebut tandhakanatau tandhan, yang mempunyai arti memberitahu dan melaporkan kepada pihak kantor pencatatan sipil bahwa akan ada hajatan pernikahan yang dilanjutkan dengan pembekalan pernikahan.

4. Tahap 4 (Proses Upacara)

Biasanya sehari sebelum acara pesta pernikahan, pintu gerbang dari rumah orang tua wanita dihias dengan Tarub (dekorasi tumbuhan), terdiri dari pohon pisang, buah pisang, buah kelapa, tebu dan daun beringin yang mempunyai makna agar pasangan mempelai hidup baik dan bahagia dimana saja. Pasangan mempelai saling cinta satu sama lain dan akan merawat keluarga mereka. Dekorasi pernikahan lainnya yang disiapkan adalah kembang mayang, yakni suatu karangan bunga yang terdiri dari sebatang pohon pisang dan daun pohon kelapa.

A. Pasang Tratag
Tanda resmi bahwa akan ada hajatan mantu kepada masyarakat. Tarubberarti hiasan dari janur kuning atau daun kelapa muda yang disuwir-suwir (disobek-sobek) dan dipasang di sisi tratagdan ditempelkan pada pintu gerbang tempat resepsi acara agar terlihat meriah. Jika ingin dilengkapi, boleh dilanjutkan dengan uba rambe selamatan dengan sajian makanan nasi uduk, nasi asahan, nasi golong, dan apem dan kolak ketan.

B. Kembang Mayang
Sering disebut Sekar Kalpataru Dewandaru, sebagai lambang kebahagiaan dan keselamatan. Benda ini biasa menghiasi panti atau asasana wiwarayang dipakai dalam acara panebusing kembar mayangdan upacara adat panggih. Jika acara telah selesai, kembar mayang akan dibuang di perempatan jalan, sungai atau laut agar kedua pengantin selalu ingat asal muasalnya. 

C. Pasang Tuwuhan (Pasren)
Tuwuhan atau tumbuh-tumbuhan sebagai lambang isi alam semesta dan mempunyai arti tersendiri dalam budaya jawa dipasang di pintu masuk tempat duduk pengantin atau tempat pernikahan. 

D. Siraman
Upacara Siraman mengandung makna memandikan calon mempelai yang disertai dengan niat membersihkan diri agar menjadi bersih dan suci lahir dan batin. Urutan tahapannya yaitu calon pengantin memohon doa restu kepada kedua orangtuanya, kemudian mereka (calon pengantin pria dan wanita) duduk di tikar pandan, lalu disiram oleh pinisepuh, orang tua dan orang lain yang telah ditunjuk. Terakhir, calon pengantin disiram air kendi oleh ibu bapaknya sambil berkata “Niat Ingsun ora mecah kendi nanging mecah pamore anakku wadon". Dan kendi kosongnya dipecahkan ke lantai. 

E. Adhol Dawet (Jual Dawet)
Setelah acara siraman, dilaksanakan acara jual dawet. Penjualnya adalah ibu calon mempelai wanita yang dipayungi oleh ayah calon mempelai wanita. Pembelinya yaitu para tamu yang hadir menggunakan pecahan kendi sebagai uang. 

F. Paes
Upacara menghilangkan rambut halus yang tumbuh di sekitar dahi agar tampak bersih dan wajah calon pengantin bercahaya, lalu merias wajahnya. Paes sendiri melambangkan harapan dan kedudukan yang luhur diapit lambang ibu bapak dan keturunan. 

G. Midhodareni
Upacara adat Midodaren berarti menjadikan sang mempelai wanita secantik Dewi Widodari. Orang tua mempelai wanita akan memberinya makan untuk terakhir kalinya, karena mulai besok ia akan menjadi tanggung jawab suami.

H. Slametan
Berdoa bersama untuk memohon berkah keselamatan menyongsong pelaksanaan ijab kabul atau akad nikah.

I.  Nyantri atau Nyatrik
Upacara penyerahan dan penerimaan dengan ditandai datangnya calon mempelai pria beserta pengiringnya. 

Dalam prosesi acara pernikahan ini calon mempelai pria mohon diijabkan, atau jika acara ijab diadakan besok, kesempatan ini dimanfaatkan sebagai pertemuan perkenalan dengan sanak saudara terdekat di tempat penganttn pria. Jika ada kakak wanita yang dilangkahi, acara penting lainnya yakni pemberian restu dan hadiah yang disesuaikan dengan kemampuan pengantin dalam plangkahan. 

5. Tahap 5 (Proses Upacara Pernikahan)

A. Upacara Ijab Qobul
Sebagai prosesi pertama pada puncak resepsi ini adalah pelaksanaan ijab qobul yang melibatkan pihak penghulu dari KUA. Setelah acara ini berjalan dengan lancar dan sah, maka kedua pengantin resmi menjadi suami dan istri. 

B. Upacara Panggih
Setelah upacara ijab qobul selesai, selanjutnya dilanjutkan dengan upacara panggih yang meliputi:

1. Liron Kembang Mayang
Liron Kembang Mayang atau saling menukar kembang mayang dengan arti dan tujuan bersatunya cipta, rasa, dan karsa demi kebahagiaan dan ekselamatan. 

2. Gantal atau Lempar Sirih
Ini mengandung harapan agar semua godaan hilang terkena lemparan tersebut.

3. Ngidak Endog
Mempelai pria menginjak telur ayam lalu dibersihkan atau dicuci kakinya oleh mempelai wanita sebagai lambang kedua pengantin telah pecah pamornya.

4. Minum Air
Minum air dengan air buah kelapa yang menjadi simbol air hidup, air suci, air mani, dan dilanjutkan dengan di-kepyok bunga warna-warni dengan harapan keluarga yang dibina menjadi berkembang dalam segala hal dan hidup bahagia.

5. Masuk ke pasangan
Pengantin siap menjadi pasangan dan melaksanakan kewajibannya.

6. Sindur
Menyampirkan kain (sindur) ke pundak mempelai dan menuntun mempelai pengantin ke kursi pelaminan dengan harapan keduanya pantang menyerah dan siap menghadapi segala tantangan hidup.
Setelah upacara papanggih, kedua pengantin diantar duduk di sasana riengga. Setelah itu pun acara dilanjutkan dengan:

7. Timbangan
atau kedua mempelai duduk di pangkuan ayah mempelai wanita sebagai lambang sang ayah mengukur keseimbangan masing-masing mempelai. 

8. Kacar-kucur
Kacar-kucur dilaksanakan dengan cara mempelai pria mengucurkan penghasilan kepada mempelai wanita berupa uang receh beserta kelengkapannya. Lambang bahwa kaum pria bertanggung jawab memberi nafkah kepada keluarga. 

9. Dulangan
Dulangan atau kedua pengantin saling menyuapi. Mengandung kiasan laku perpaduan kasih pasangan pria dan wanita (simbol seksual). Ada juga yang memaknai lain, yakni tutur adilinuwih (seribu nasihat yang adiluhung) disimbolkan dengan sembilan tumpeng.

C. Upacara Babak Kawah
Upacara ini khusus untuk keluarga yang baru pertama kali hajatan mantu putri sulung. Ditandai dengan membagi harta benda seperti uang receh, umbi-umbian, beras kuning dan lainnya. 

D. Tumplek Punjen
Numplak artinya menumpahkan, punjen artinya berbeda beban di atas bahu. Makna dari Tumplek Punjen yakni telah lepas semua darma orang tua kepada anak. Tata cara ini dilakukan bagi orang yang tidak akan bermenantu lagi atau semua anaknya telah menikah. 

E. Sungkeman
Sebagai ungkapan bakti kepada orang tua serta memohon doa restu.

F. Kirab
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan saat pengantin berdua meninggalkan tempat duduknya untuk berganti pakaian. 

Itu dia contoh susunan acara pernikahan adat jawa yang benar, mungkin bagi anda yang terbiasa dengan acara yang modern, ide ini terdengar agak repot. Tapi, dibalik semua upacara tersebut tersimpan makna yang baik dan doa agar pasangan menjadi keluarga yang sakinah dan bahagia selalu.
Terima kasih sudah membaca contoh susunan acara pernikahan adat jawa yang benar, semoga bermanfaat!Contoh Susunan Acara Pernikahan Adat Jawa Yang Benar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2016. Explore IT.
Design by Herdiansyah Hamzah. & Distributed by Free Blogger Templates
Creative Commons License